Antm Harga

Harga 1 Lot Saham ANTM

Nama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Perusahaan tambang yang satu ini mulai IPO pada 27 November tahun 1997 dengan harga saham sebesar Rp1.400 per lembar. Per tanggal 8 Mei 2023, saham ANTM ini dijual dengan harga Rp 2.070 per lembar atau Rp207.000 per lot.

Baca juga: Daftar Saham Tambang di Indonesia Tahun 2023

Harga Saham ANTM dari Tahun ke Tahun

Sepanjang paruh awal tahun 2022, harga saham PT Aneka Tambang Tbk menunjukkan tren penurunan yang cukup kuat. Harga ANTM turun dari Rp2.900 per lembar hingga mencapai titik terendah di Rp1.750 per lembar pada Juli tahun 2022 lalu. Baru setelah Juli, harga saham berkode ANTM ini kembali meningkat secara perlahan. Kenaikan dan penurunan harga bukan hal yang baru pada saham ANTM.

Setelah sempat naik tajam pada awal dekade tahun 2000-an hingga mencapai harga Rp4.250 per lembar, harga saham Antam sempat anjlok pada tahun 2008 menyusul terjadinya krisis finansial dunia pada saat itu.

Sempat naik kembali sesudah krisis mereda, harga saham ANTM kembali mengalami penurunan sejak pertengahan tahun 2010 hingga lembahnya mencapai Rp314 per lembar pada 27 November 2015.

Baca juga: Berikut Harga Saham BBCA dalam 1 Lot, Tertarik untuk Membeli?

Harga Saham ANTM 1 Lot

Berdasarkan data penutupan sebelumnya, Kamis (12/12/2024) harga saham ANTM berada di angka Rp1.615 per saham. Jika merujuk pada harga tersebut, maka harga 1 lot saham ANTM adalah Rp1.615 x 100 atau Rp161.500. Meski demikian, harga saham ANTM tersebut masih bisa berubah-ubah tergantung pergerakan harga perdagangan setiap harinya.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sendiri didirikan dengan nama “Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang” pada 5 Juli 1968 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan serta pemasaran mineral alam.

Setelah beroperasi hampir tiga dekade, ANTM akhirnya berhasil melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 November 1997. Pada proses ini, ANTM melepas sebanyak 430.769.000 saham Seri B kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp500 per saham, tetapi ditawarkan dengan harga penawaran perdana sebesar Rp1.400 per saham.

Secara historis, saham ANTM cukup fluktuatif dan sideways. ANTM berhasil mencapai rekor harga tertinggi (all time high/ATH) pada 2007 di angka sekitar Rp5.300 per saham.  Pada saat itu, harga-harga komoditas memang tengah mengalami peningkatan yang signifikan sehingga investasi saham menjadi sangat populer. Tepat sebelum terjadinya krisis ekonomi global yang bermula dari krisis hipotek subprime di Amerika Serikat.

Jika dihitung dari harga IPO sampai sekarang, sahamnya baru naik sebanyak 15,3 persen per harga saat ini di level Rp1.615. Meski demikian, saham ANTM hari ini mencatat kenaikan sebesar 15 poin, bergerak dari posisi penutupan sebelumnya di Rp1.600.

Sebagai salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia, ANTM memiliki fundamental yang cukup solid. Emiten ini juga menjadi salah satu pemain kunci di sektor logam dan tambang, terutama dalam produksi emas dan nikel yang kerap menjadi komoditas andalan.

Itulah ulasan mengenai harga saham ANTM 1 lot yang bisa Anda jadikan referensi. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi Anda dalam mengambil keputusan investasi.

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham logam seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) hingga PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) diprediksi mendapatkan angin segar seiring dengan harga logam yang kian berpendar.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, mayoritas harga logam mengalami kenaikan sepanjang tahun berjalan. Misalnya, harga emas global naik 19,37% secara year-to-date (YtD) per Kamis (18/7) ke posisi US$2.452,5 per troy ounce.

Selanjutnya, harga tembaga naik 12,57% YtD ke level US$9.635 per ton pada Rabu (17/7), disusul harga timah yang menguat 29,65% YtD ke posisi US$32.950 per ton.

Di lain sisi, harga nikel terkoreksi tipis 0,88% YtD ke posisi US$16.457 per ton, diikuti harga aluminium yang naik 0,76% YtD ke posisi US$2.402, dan harga seng yang naik 7,13% YtD ke level US$2.847,5 per ton.

Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan pergerakan harga nikel baru-baru ini sedikit melampaui ekspektasi. Sentimennya meliputi keterlambatan persetujuan pemerintah Indonesia terhadap rencana kerja bagi para penambang, penurunan output dari negara-negara barat, hingga larangan LME terhadap nikel Rusia.

"Kami perkirakan harga nikel akan berada pada kisaran US$17.475 per ton. Harga mungkin melonjak hingga lebih dari US$19.000 jika aktivitas industri China melampaui prediksi. Sementara itu, permintaan stainless steel dari China yang lebih lemah dari perkiraan dapat mengakibatkan harga turun," ujar Rizkia dalam riset, dikutip pada Minggu (21/7/2024).

Dia mengatakan hal itu turut berdampak terhadap hasil kinerja ANTM pada kuartal I/2024 yang berada di bawah perkiraan terutama disebabkan oleh penurunan volume produksi dan penjualan bijih nikel.

"Volume produksi dan penjualan bijih nikel masing-masing hanya sebesar 1,4 juta ton, dan 1 juta ton dibandingkan proyeksi  perusahaan sebesar 20 juta ton," jelasnya.

Oleh sebab itu, Rizkia merekomendasikan trading buy untuk saham ANTM dengan target harga Rp1.835 per saham, berdasarkan kelipatan EV/EBITDA 2024 sebesar 8,3 kali. Adapun, saham ANTM parkir di level Rp1.350 pada Jumat (19/7/2024), atau melemah 20,82% YtD.

Beralih ke INCO, Rizkia menjelaskan pihaknya telah menyempurnakan prakiraan terhadap INCO pada 2024. Estimasi yang disesuaikan menghasilkan EBITDA sebesar US$324 juta atau turun 17%, dan laba bersih sebesar US$94 juta, terkoreksi 34%.

"Kami menurunkan rekomendasi saham INCO menjadi hold, dengan target harga yang lebih rendah yaitu Rp4.240 per saham. Risiko utama yang kami sampaikan adalah penurunan harga nikel dan tertundanya pelaksanaan pengembangan proyek," kata Rizkia.

Mirae Asset Sekuritas juga merekomendasikan saham PT Harum Energy Tbk. (HRUM) karena transisinya menjadi pemain nikel utama di Indonesia dan valuasinya yang relatif ringan dibandingkan dengan pemain nikel Indonesia lainnya.

"Saat ini, kami mempertahankan rekomendasi beli HRUM dengan target harga Rp1.860 per saham. Risiko utama yang kami sampaikan meliputi penurunan harga batu bara dan nikel, tertundanya pelaksanaan pengembangan proyek, dan potensi kerugian akibat penyesuaian nilai wajar," pungkasnya.

Analis Komoditas Wahyu Laksono menambahkan kendala pasokan kemungkinan akan mendukung harga beberapa logam dasar. Misalnya, pembatasan perdagangan, seperti larangan baru-baru ini terhadap logam asal Rusia di bursa komoditas utama di Amerika Serikat dan Inggris berpotensi memperketat pasokan aluminium dan tembaga.

"Pasokan timah diperkirakan akan menghadapi kendala karena pembatasan ekspor yang diberlakukan pada Februari oleh Myanmar dan penundaan perizinan yang sedang berlangsung di Indonesia, kedua negara tersebut menyumbang 40% dari produksi timah global," ujar Wahyu kepada Bisnis, Minggu (21/7/2024).

Selain itu, pemangkasan produksi dan gangguan di Amerika Selatan diantisipasi akan memengaruhi pertumbuhan pasokan tembaga global tahun ini. Demikian pula, produsen seng utama diperkirakan akan mengurangi pasokan, sebagai respons terhadap pelemahan harga sebelumnya, dengan harga turun hampir 30% antara Maret 2022 dan April 2024.

"Sebaliknya, produksi nikel global diproyeksikan meningkat pada tahun 2024, menyusul kenaikan 11% pada tahun 2023 atau secara year-on-year [YoY]," katanya.

Menurutnya, peningkatan produksi nikel yang berkelanjutan, terutama dari Indonesia didorong oleh lonjakan investasi peleburan, sebagian besar dari China, dan didukung oleh insentif pemerintah dan larangan ekspor bijih nikel. Alhasil, emiten komoditas tambang dan logam diprediksi masih potensial pada sisa tahun ini.

"Emiten logam yang dalam jangka panjang sangat potensial yaitu ANTM, INCO, HRUM, dan TINS," pungkas Wahyu.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) hari ini 13 December 2024 mengalami stagnan saat pembukaan pasar di sesi pertama. Harga saham ANTM dibuka stagnan 0 poin atau 0.00 persen ke posisi Rp. 1.615 per satu lembar saham.

Stagnan ini terjadi ditengah laju IHSG yang sedang mengalami penurunan di sesi pertama pagi ini.

Di perdagangan bursa kemarin ANTM ditutup diharga Rp. 1.615.

Dengan pergerakan saham yang fluktuatif, ANTM tetap menjadi salah satu saham yang menarik perhatian investor di tengah dinamika pasar yang terus berkembang. Saat ini ANTM mempunyai total nilai market cap sebanyak Rp. 38450000000000.00T.

Harga saham dapat berubah sewaktu-waktu, pastikan untuk selalu memantau pergerakan pasar secara real-time.

Berinvestasi dalam saham memerlukan penelitian yang komprehensif: Anda harus mempelajari dengan cermat seluruh data yang tersedia, antara lain keuangan perusahaan, berita terkait, dan analisis teknikalnya. Jadi analisis teknikal untuk ANEKA TAMBANG menunjukkan peringkat beli untuk hari ini, dan peringkat 1 minggunya adalah pembelian. Karena kondisi pasar yang rentan terhadap perubahan, sebaiknya anda melihat lebih jauh ke masa depan — berdasarkan peringkat 1 bulan, saham ANEKA TAMBANG menunjukkan sinyal beli. Lihat selengkapnya tentang

untuk analisis yang lebih komprehensif.

Jika anda masih ragu, cobalah untuk mencari inspirasi di

Sejak tahun 2022 lalu, sektor basic mineral atau perusahaan penyedia bahan baku menjadi salah satu sektor unggulan IHSG. Salah satu saham unggulan di sektor ini adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan pertambangan milik negara, PT Aneka Tambang Tbk dengan kode Saham ANTM. Yuk, simak profil saham, harga saham serta laporan keuangan di tahun 2022 berikut ini!

PT Aneka Tambang Tbk adalah perusahaan tambang hasil merger antara beberapa perusahaan tambang milik negara pada tahun 1968. Saat ini, diantara 1.230.769.000 lembar saham PT. Aneka Tambang tbk, 65% diantaranya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sementara 35% sisanya dimiliki oleh investor publik. Perusahaan ini paling dikenal sebagai salah satu produsen emas terbesar di Indonesia dengan memiliki 15 butik emas yang tersebar di 11 kota besar di seluruh Indonesia. Selain emas, ANTM juga merupakan perusahaan yang menambang bauksit, nikel, perak dan berbagai sumber daya alam lainnya. Boleh dikatakan bahwasanya ANTM juga merupakan salah satu emiten yang cukup rajin membagikan dividen.

Dalam laman resminya, perusahaan ini berkomitmen untuk menyisihkan setidaknya 30% dari laba tahunan mereka untuk dibagikan kepada investor setiap tahun, kecuali jika ada keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang meminta sebaliknya. Pada pertengahan tahun 2022 lalu, perusahaan ini membagikan dividen sebesar Rp930.87 miliar rupiah atau 50% dari laba bersih tahunan mereka di tahun 2021. Dari total dividen ini, investor memperoleh sebesar Rp38.73 per lembar sahamnya. Selain pembagian dividen, ANTM juga beberapa kali melakukan corporate action lainnya.

Pada paruh kedua tahun 2015 misalnya, ANTM memutuskan untuk menerbitkan right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dari proses penerbitan saham baru ini, ANTM berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp5,3 triliun. Uang tersebut utamanya digunakan untuk membangun fasilitas produksi feronikel di Halmahera Utara dan modal kerja perseroan.

Jenis corporate action lain yang juga dilakukan oleh Antam adalah stock split atau pemecahan saham dengan rasio harga tertentu. Pada tahun 2007, manajemen perusahaan ini memutuskan untuk melakukan pemecahan saham karena harga saham ANTM ketika itu dinilai terlalu tinggi, sehingga tidak likuid. Perusahaan ini lantas memecah sahamnya dengan rasio 1:5, sehingga saham yang sebelumnya dijual dengan harga Rp13.250 per lembar menjadi Rp2.650 per lembar.

Sebagai salah satu perusahaan tambang terkemuka di Indonesia, perusahaan yang kini dibawah Mind Id atau PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) ini juga terus melakukan inovasi. Sejak tahun 2021 misalnya, perusahaan ini sudah membuka penjualan emas batangan di aplikasi online marketplace. Sebelumnya, untuk membeli emas Antam secara online, kamu harus mengaksesnya melalui laman logammulia.com.

Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia Tahun 2023

Laporan Keuangan ANTM 2022

Meskipun harga sahamnya menunjukkan penurunan yang cukup kuat sepanjang paruh awal tahun 2022, namun kondisi keuangan ANTM relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021. Hasil penjualan perusahaan ini sepanjang tahun 2022 meningkat sebesar 19% dari Rp38,45 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp45,93 triliun pada tahun 2022.

Tidak hanya penjualan, laba bersih perusahaan ini juga meningkat sebesar 105% dari Rp1,86 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp3,82 triliun pada tahun 2022. Emas dan nikel masih menjadi dua komoditas tambang ANTM dengan volume dan nilai penjualan tertinggi pada tahun 2022. Penjualan logam mulia emas berhasil berkontribusi terhadap 69% pendapatan perusahaan dengan nilai volume penjualan 34,97 ton emas, total penjualan mencapai Rp31,63 triliun. Pada tahun 2022, produksi emas Antam juga menjadi total produksi tertinggi sepanjang masa dengan volume mencapai 1,27 ton emas.

Nikel disisi lain, berhasil menjadi posisi kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp6,85 triliun atau sebesar 15% dari total pendapatan perusahaan. Baik penjualan emas, nikel, maupun bahan tambang lainnya pada tahun 2022 perusahaan ini fokus pada pasar domestik yang memang menunjukkan tren peningkatan pada dua segmen tersebut.

Baca juga: Contoh & Cara Analisis Fundamental Saham

Kamu dapat membeli saham Antam di aplikasi Alpha Investasi:

Baca juga: Tips & Cara Beli Saham untuk Pemula

Setelah Right Issue saham ANTM terus merosot turun.

Setelah Right Issue saham ANTM terus merosot turun.

Bareksa.com - Harga saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) terus menurun pasca right issue pada harga Rp371. (baca juga: Rights Issue ANTM Terserap 100%, Tapi Harga Saham ANTM Tersisa Rp356)

Hingga perdagangan jam 15:55 hari ini (Senin, 14 Desember 2015) saham ANTM berada di harga Rp287 per saham. Saham ANTM sudah menurun 2,7 persen dari harga pembukaannya Rp290 per saham. Sejak right issue sampai hari ini, harga saham ANTM sudah turun sekitar 25 persen.

Dilihat dari sisi transaksi saham, RHB OSK Securities (DR) secara net menjadi penjual terbanyak saham ANTM dengan nilai mencapai Rp671,1 juta. DR melepas saham ANTM pada harga rata-rata Rp286,9. Indo Premier Securities (PD) menjadi penjualan net terbanyak berikutnya senilai Rp465 juta dan dilepas pada rata-rata Rp288 per saham.

Cresit Suisse (CS) juga mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp421,5 juta dengan harga rata-rata Rp287,9 diikuti oleh CIMB Securities (YU) sebesar Rp294,1 juta dengan harga rata-rata Rp288 per saham.

Pembeli ternbanyak saham ANTM adalah Daewoo Securities (YP) dengan pembelian bersih sebesar Rp542 juta pada harga rata-rata Rp287 per saham, diikuti oleh Citi Group Indonesia (CG) dengan pembelian sebesar Rp384 juta pad harga rata-rata Rp288,1 per saham.

Pergerakan Saham ANTM Intraday

Grafik: Pergerakan Harga Saham ANTM

Riset CIMB menyebutkan pergerakan saham ANTM dipengaruhi oleh asumsi harga nikel pada 2015. Harga nikel yang rendah tahun ini membuat perusahaan-perusahaan tambang merugi.

"Kami memperkirakan dua per tiga dari produsen global mengalami margin negatif," dalam riset yang telah didistribusikan kepada nasabah tersebut.

CIMB memperkirakan harga nikel baru akan pulih pada semester kedua 2016 menjadi $5,5 per pound dari saat ini $4 per pound.

Pada kuartal III- 2015, ATNM mencatatkan kerugian Rp1,030 trilun karena merosotnya harga nikel dan juga lini bisnis lainnya.

Info ini bukan rekomendasi untuk apa yang seharusnya anda lakukan secara pribadi, jadi mohon untuk tidak mengambil data ini sebagai saran investasi. Seperti halnya pada trade manapun, look first, then leap. Baca selengkapnya di

Bahkan sejak pembukaan hingga penutupan sesi II antrean jual-beli ANTM tercatat tidak ada lagi transaksi

Bahkan sejak pembukaan hingga penutupan sesi II antrean jual-beli ANTM tercatat tidak ada lagi transaksi

Bareksa.com - Di tengah perdagangan hak untuk memesan efek terlebih dahulu (HMETD) hingga 28 Oktober 2015, pergerakan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terlihat semakin volatil.

Setelah kemarin ditutup turun, harga saham ANTM pada penutupan perdagangan hari ini (Jumat, 23 Oktober 2015) mulai berbalik arah (rebound). Pada akhir perdagangan harga saham ANTM naik 1,5 persen menjadi Rp397 dari sebelumnya Rp391.

Pergerakan Harga Saham ANTM Secara Intraday

Adapun harga eksekusi HMETD saham ANTM diputuskan sebesar Rp371 per saham, lebih rendah dari harga saham di pasar reguler saat ini.

Rights atau HMETD adalah hak untuk membeli efek tambahan dengan harga tertentu pada waktu yang telah ditentukan. Hak ini diberikan kepada penjamin pelaksana emisi efek, pemegang saham lama, pemilik warrant, institusi atau lembaga keuangan dalam rangka rights issue perseroan untuk menambah modal.

Naiknya harga saham ANTM tidak seiring dengan perdagangan rights-nya hari ini. Hingga penutupan perdagangan transaksi rights terpantau tidak ramai. Bahkan sejak pembukaan hingga penutupan sesi II, tidak ada lagi transaksi rights ANTM dengan posisi bid-offer sebesar 0 lot, sementara harganya pun telah menurun sangat drastis sebesar 66,7 persen menjadi Rp8.

Padahal penutupan kemarin, rights ANTM ditutup naik Rp24. Maka secara logika, bila seorang investor membeli satu rights seharga Rp24 di pasar yang memberinya hak untuk membeli saham ANTM seharga Rp371, maka modal yang dia keluarkan untuk mendapatkan satu saham ANTM (setelah dieksekusi) adalah Rp395 (Rp24+Rp371). Angka tersebut, menjadi lebih mahal dibandingkan dengan harga saham ANTM pada penutupan kemarin yang hanya Rp381. Oleh sebab itu, rights ANTM tidak ramai diperdagangkan pada hari ini.

Dalam transaksi perdagangan rights dan harga saham perusahaan pertambangan ini, broker pembeli terbesar rights ANTM adalah penjual saham ANTM di pasar reguler.

Danpac Securities (BQ) tercatat jadi pembeli terbesar rights ANTM. Berdasarkan pantauan Bareksa, BQ melakukan pembelian sebanyak 444.104 lot rights dengan nilai transaksi sebesar Rp506,1 juta dengan harga rata-rata Rp11,4 per rights.

Tetapi di pasar regular BQ melakukan penjualan sebesar 486.940 lot saham ANTM dengan nilai transaksi Rp18,8 miliar.

Tidak hanya BQ, Bosowa Sekuritas (SA) juga memborong rights ANTM sebanyak 173.034 lot rights senilai Rp206 juta, tapi menjual saham ANTM sebanyak 198.099 lot saham pada harga rata-rata Rp386,5 dengan transaksi senilai Rp7,7 miliar

Pembeli terbesar rights ANTM selanjutnya adalah HD Capital (HD) dengan memborong rights ANTM senilai Rp153,5juta. Namun sama seperti BQ dan SA, HD juga tercatat menjadi penjual terbesar saham ANTM dengan nilai transaksi mencapai 138.050 lot saham atau senilai Rp5,3 miliar.

Bareksa.com- Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami penurunan harga hingga 7,5 persen menjadi Rp398 dari sebelumnya Rp402 hari ini 22 Oktober 2015, seiring dengan dimulainya perdagangan hak untuk memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk sepekan ke depan. Adapun harga eksekusi HMETD saham ANTM diputuskan sebesar Rp371 per saham.

Pergerakan Harga Saham ANTM Secara Intraday

Rights atau HMETD adalah hak untuk membeli efek tambahan dengan harga tertentu pada waktu yang telah ditentukan. Hak ini diberikan kepada penjamin pelaksana emisi efek, pemegang saham lama, pemilik warrant, institusi atau lembaga keuangan dalam rangka rights issue perseroan untuk menambah modal.

Rights ANTM yang dapat diperdagangkan ini cukup banyak diminati karena memberi pemegangnya hak untuk membeli saham ANTM dengan harga Rp371, atau jauh lebih rendah daripada harganya di pasar regular.

Harga rights mengalami kenaikan yang sangat drastis hingga 16 persen pada pukul 10.00 menjadi Rp27 dari sebelumnya Rp23. Sementara harga eksekusi rights ANTM adalah sebesar Rp371 per lembar.

Secara logika, seorang investor membeli satu right seharga Rp23 di market yang memberinya hak untuk membeli saham ANTM seharga Rp371. Maka, biaya yang dia keluarkan untuk mendapatkan satu saham ANTM (setelah dieksekusi) adalah Rp394. Angka tersebut, lebih murah dibandingkan dengan harga saham ANTM sekarang di pasar reguler. Sehingga wajar jika rights tersebut banyak diminati

Yang menarik broker pembeli rights ANTM terbesar adalah penjual saham ANTM di pasar regular.

Reliance Securities (LS) tercatat jadi pembeli terbesar rights ANTM. Berdasarkan pantauan Bareksa, LS melakukan pembelian sebanyak 602.811 lot rights dengan nilai transaksi sebesar Rp1,7 miliar dengan harga rata-rata Rp29,2 per rights.

Tetapi di pasar regular LS melakukan penjualan sebesar 605.009 lot saham ANTM dengan nilai transaksi Rp24,3 miliar Rp401,5 per saham.

Tidak hanya LS, Bosowa Sekuritas (SA) juga melakukan pemborongan rights ANTM sebanyak 622.500 lot rights senilai Rp1,7 miliar, namun menjual saham ANTM sebanyak 498.341 lot saham pada harga rata-rata Rp399,3 senilai Rp19,8 miliar

Pembeli terbesar ketiga rights ANTM adalah Erdhika Elit Sekuritas (AO) dengan memborong 289,201 rigts ANTM senilai Rp910,9 juta. Namun sama seperti LS dan SA, AO juga tercatat menjadi penjual terbesar saham ANTM dengan nilai transaksi mencapai 172.850 lot saham atau senilai Rp7 miliar

IDXChannel – Harga saham ANTM 1 lot cukup bervariasi tergantung pada harga ketika investor membelinya. Pasalnya, harga saham ini fluktuatif.

ANTM merupakan kode saham untuk PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang bergerak di bidang pertambangan serta logam terdistribusi dan terdiversifikasi. Perusahaan ini fokus pada kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian dan pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batu bara, serta logam mulia lainnya.

Emiten ini kerap menjadi incaran investor karena masuk dalam indeks LQ45 dan IDX30. Per 12 Desember 2024, kapitalisasi pasar ANTM bahkan mencapai 38,81 triliun.

Lantas, berapa harga saham ANTM 1 lot? Bagi Anda yang tertarik berinvestasi di saham ini, berikut IDXChannel menyajikan informasi harganya.